Anggaran Pusat untuk Daerah Dipotong 24,7 Persen,Iswara Minta KDM Genjot PAD

- Reporter

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 14:23 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wakil Ketua DPRD Jabar,MQ Iswara saat Poto bersama dengan Jurnalis Hukum Bandung (JHB) di Hotel Horison,Jalan Pelajar Pejuang,Kota Bandung/Jumat (10/10/2025).

Wakil Ketua DPRD Jabar,MQ Iswara saat Poto bersama dengan Jurnalis Hukum Bandung (JHB) di Hotel Horison,Jalan Pelajar Pejuang,Kota Bandung/Jumat (10/10/2025).

BANDUNG,METROJABAR.CO.ID-Program efisiensi nasional yang dicanangkan Kementrian Keuangan telah menyebabkan penurunan signifikan dalam transfer dana ke seluruh dearah di Indonesia,termasuk ke Provinsi Jawa Barat.

Hal tersebut dikatakan Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat MQ Iswara saat kegiatan silaturahmi dengan Jurnalis Hukum Bandung (JHB) di Hotel Horison,Jalan Pelajar Pejuang,Kota Bandung/Jumat (10/10/2025).

Menurut Iswara ada pemotongan anggaran pusat ke seluruh dearah termasuk Jawa Barat sebesar 24,7 persen,Dampak pemotongan ini membuat penerimaan transfer keuangan Jabar dari pusat menurun drastis,dari sebelumnya mencapai 26 triliun kini hanya sekitar 19,3 triliun.

“Dari 940 triliun menjadi 640 triliun. Artinya ada penurunan 24,7% dari transfer keuangan pusat ke seluruh daerah, termasuk Jawa Barat. Jadi untuk TKD Jabar berkurang 2,45 Triliun, transfer ke daerah (DAU, DAK, DBH) berkurang 2.45 triliun dari semula 11,6 triliun” jelasnya.

Untuk itu Iswara meminta agar Gubernur Jabar,KDM dapat menaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk menutupi kekurangan tersebut,diantaranya pembayaran gaji ASN dan pembiayaan program prioritas.

“Kami berharap Pemerintah Provinsi dibawah pimpinan Gubernur KDM bisa melakukan disertifikasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di pos-pos pendapatan lain yang dimungkinkan”, sambungnya.

Iswara juga mengatakan,menanggapi adanya pemotongan anggaran dari pusat ini para Gubernur Se-Indonesia telah mendatangi Kementrian Keuangan untuk meminta penjelasan terkait kebijakan itu.

“Semua gubernur sempat menggeruduk Kemenkeu karena pemangkasan ini dianggap tidak proporsional. Kita perlu tahu bagaimana mekanisme distribusinya di masa pemerintahan baru,” katanya.

Meski begitu, ia menyebut pemerintah pusat tengah menyiapkan program stimulan tambahan untuk daerah, meski kriteria dan teknis pelaksanaannya belum diumumkan secara resmi.

Menurut Iswara, DPRD Jabar kini tengah mempercepat pembahasan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran dan Prioritas Sementara Tahun 2026.

“Kami berharap pembahasan bisa rampung sebelum pertengahan November, agar bisa masuk dalam APBD 2026,” tegasnya.

Media Jadi Kekuatan Utama dalam Mengawal Kebijakan Publik 

Sementara itu MQ Iswara menyoroti pentingnya peran media dalam menyuarakan aspirasi publik dan menjaga stabilitas sosial di tengah derasnya arus informasi digital.

“Fungsi media sangat penting karena masyarakat kini sangat cepat menyerap informasi. Satu judul atau caption bisa langsung membentuk opini publik tanpa membaca isi berita secara utuh,” ujarnya.

Ia mengingatkan bahwa kesalahan persepsi di media sosial dapat menimbulkan bias dan ketegangan sosial. Menurutnya, media profesional seperti JHB harus tetap menjadi penjernih informasi, bukan justru memperkeruh suasana.

“Sekarang banyak yang langsung menyimpulkan hanya dari judul. Ketika satu pihak diserang opini negatif, semua ikut membenarkan tanpa memverifikasi. Ini berbahaya,” tandasnya

Ketua Jurnalis Hukum Bandung (JHB), Suyono, menegaskan bahwa peran pers tidak sekadar menyampaikan berita, tetapi juga mengontrol kebijakan publik agar tetap berpihak pada rakyat.

“Kami yakin setiap kebijakan DPRD pasti bersinggungan dengan hukum. Karena itu, JHB berkomitmen untuk menyajikan berita aktual dan berimbang sesuai koridor hukum,” ujar Suyono.

Ia menilai pertemuan ini menjadi awal sinergi positif antara legislatif dan insan pers, di mana kolaborasi dapat menghasilkan transparansi dan akuntabilitas kebijakan publik.

Pertemuan tersebut ditutup dengan pesan penting dari kedua belah pihak bahwa transparansi, edukasi publik, dan pemberitaan berimbang harus menjadi pilar utama dalam menjaga kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan daerah. “Pers dan DPRD harus berjalan beriringan. Karena tanpa pengawasan publik, transparansi hanya menjadi slogan,” tutup Iswara.***

Facebook Comments Box

Editor : Agus Kusmayadi

Sumber Berita : Liputan

Berita Terkait

Jabar Komitmen Bangun SPPG Bersertifikat Laik Higiene Sanitasi
Jawa Barat Jadi Destinasi Wisata Ramah Muslim Terbaik Nasional
KDM: Ekspor Lancar, Ekonomi Warga Ikut Bergerak
KDM: Gerakan Poe Ibu Bukan Baru, Hanya Menghidupkan Kembali Tradisi Gotong Royong
KAI Daop 2 Bandung Umumkan Pemenang Lomba Foto HUT ke-80 PT KAI
Kolaborasi Pegadaian–ITB Hadirkan Inovasi Digital untuk Layanan Masa Depan
Pegadaian dan Masjid Salman ITB Bersinergi Hadirkan Teknologi Daur Ulang Air untuk Keberlanjutan Lingkungan
KAI Daop 2 Amankan Aset Rumah Perusahaan Di Jalan Natuna

Berita Terkait

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 11:18 WIB

Buruh Jawa Barat Minta Pemerintah Indonesia Aktif Perjuangan Keadilan Palestina

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 11:12 WIB

Lapas Sumedang Gandeng TNI-Polri Gelar Razia, Perketat Pengawasan dan Cegah Pelanggaran

Jumat, 3 Oktober 2025 - 12:25 WIB

Isu Negatif Disanggah, Program BUMDes Surabaya Garut Dinilai Sesuai Aturan

Kamis, 2 Oktober 2025 - 12:48 WIB

Bupati Garut Tetapkan Status KLB Keracunan MBG di Kadungora Garut

Kamis, 2 Oktober 2025 - 12:36 WIB

Korban Keracunan MBG di Kadungora Garut Bertambah Menjadi 299 Orang

Selasa, 30 September 2025 - 18:16 WIB

Ratusan Siswa di Garut Diduga Keracunan MBG, Tiga Sekolah Terdampak

Minggu, 28 September 2025 - 21:02 WIB

DPPA Jabar Kasih Pemahaman Pelajar Agar Tidak Terlibat Aksi Anarkis

Minggu, 28 September 2025 - 11:29 WIB

KDM Tutup Sementara Tambang di Parung Panjang

Berita Terbaru

Herman Suryatman, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat.

Uncategorized

Jabar Komitmen Bangun SPPG Bersertifikat Laik Higiene Sanitasi

Sabtu, 11 Okt 2025 - 11:24 WIB