BANDUNG – Aroma perubahan mulai tercium dari balik tembok tebal Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Bandung. Sebuah langkah nyata untuk membekali warga binaan dengan keterampilan hidup telah dimulai, lewat program pelatihan Pastry dan Barber yang resmi dibuka pada Selasa, 6 Mei 2025. Program ini terselenggara berkat kerja sama Rutan Bandung dengan Dinas Ketenagakerjaan Kota Bandung.
Mengusung semangat reintegrasi sosial, program ini menghadirkan harapan baru bagi 40 warga binaan terpilih. Mereka akan menjalani pelatihan intensif selama satu bulan penuh, dibimbing langsung oleh para profesional di bidang masing-masing, dan diakhiri dengan sertifikat resmi sebagai modal awal saat kembali ke masyarakat.
Acara pembukaan pelatihan ini diadakan di Aula Rutan dan berlangsung hangat dengan kehadiran Wali Kota Bandung Muhammad Farhan serta Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jawa Barat, Kusnali.
“Pelatihan ini adalah bentuk nyata bahwa pemasyarakatan bukan hanya tentang menghukum, tapi juga membina. Ini adalah kesempatan kedua, dan setiap warga binaan berhak untuk bangkit serta berkontribusi kembali bagi masyarakat,” ujar Farhan dalam sambutannya.
Sementara itu, Kusnali menegaskan pentingnya pendekatan pemasyarakatan yang humanis dan produktif. “Ini adalah contoh pemasyarakatan modern, yang tidak hanya menjaga tetapi juga mengembangkan potensi. Kami mengapresiasi sinergi lintas sektor yang memungkinkan program ini berjalan,” katanya.
Kepala Rutan Kelas I Bandung, Pance Daniel, menjelaskan bahwa para peserta pelatihan telah melalui proses seleksi ketat, dan akan menerima materi yang aplikatif serta relevan dengan kebutuhan dunia kerja saat ini.
“Tujuan kami sederhana namun besar: agar mereka kembali ke masyarakat bukan sebagai mantan narapidana, tetapi sebagai pribadi yang siap kerja, siap mandiri, dan punya arah hidup yang baru,” ungkap Pance.
Lebih dari sekadar belajar memanggang kue atau mencukur rambut, program ini adalah tentang memangkas stigma dan memanggang harapan. Dengan semangat kolaborasi dan kepedulian, pelatihan ini diharapkan menjadi titik balik dalam hidup para warga binaan—dari balik jeruji menuju masa depan yang lebih terang ***