Mengandung Gizi Tinggi,Daun Kelor Dipercaya Dapat Menurunkan Angka Stunting di Jawa Barat

- Reporter

Sabtu, 26 April 2025 - 15:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Seminar bertajuk “Menuju Indonesia Bebas Stunting Dengan Daun Kelor” yang diselenggarakan oleh Forum Jurnalis Jawa Barat (FJJB) pada Jumat (25/4/2025) di Bosccha Café, Bandung.

Seminar bertajuk “Menuju Indonesia Bebas Stunting Dengan Daun Kelor” yang diselenggarakan oleh Forum Jurnalis Jawa Barat (FJJB) pada Jumat (25/4/2025) di Bosccha Café, Bandung.

BANDUNG, METROJABAR.CO.ID – Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus menggencarkan upaya menurunkan angka stunting, menyusul laporan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang mencatat prevalensi stunting Jabar mencapai 21,7 persen, lebih tinggi dari angka nasional yang berada di 21,5 persen.

Lebih mengkhawatirkan lagi, angka ini mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya, yang menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 berada di angka 20,2 persen. Kabupaten Bandung menjadi daerah dengan angka stunting tertinggi di Jabar, yakni mencapai 29,2 persen.

Namun di balik tantangan tersebut, harapan muncul dari gerakan yang sederhana namun berdampak besar, yakni konsumsi daun kelor.

Daun Kelor, Superfood Lokal Penyelamat Generasi Masa Depan

Dalam seminar bertajuk “Menuju Indonesia Bebas Stunting Dengan Daun Kelor” yang diselenggarakan oleh Forum Jurnalis Jawa Barat (FJJB) pada Jumat (25/4/2025) di Bosccha Café, Bandung, berbagai narasumber memaparkan potensi besar daun kelor sebagai solusi gizi keluarga.

Salah satunya, dr. Theresia Monica Rahardjo, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Maranatha, menjelaskan bahwa dalam 20 gram daun kelor, terkandung berbagai zat penting seperti vitamin A, B2, B6, C, zat besi, dan magnesium yang esensial untuk tumbuh kembang anak serta kesehatan ibu hamil.

“Daun kelor merupakan bagian terbaik dari pohon kelor karena kandungan nutrisinya sangat lengkap. Daun ini mengandung protein, serat, asam amino, serta berbagai vitamin dan mineral yang kaya akan antioksidan. Manfaatnya sangat luas, mulai dari mencukupi gizi sejak dalam kandungan, masa balita, remaja, hingga ibu hamil. Singkatnya, daun kelor dapat dikonsumsi dan bermanfaat untuk semua usia,” ungkap Dokmo sapaan akrabnya.

Dokmo juga menjelaskan, di Klinik Utama Permata Hati miliknya, baru saja menyelesaikan sebuah penelitian, datanya sedang dalam proses pengolahan.

“Penelitian ini fokus pada ibu hamil, khususnya trimester pertama yang sering mengalami mual dan muntah, sehingga asupan gizinya menurun,” ujarnya.

“Kami membuat sebuah produk bernama Chiarezza, yang merupakan kombinasi ekstrak daun kelor, jahe, dan temulawak. Hasil awal menunjukkan bahwa produk ini dapat mengurangi bahkan menghilangkan mual muntah, sekaligus meningkatkan asupan nutrisi ibu hamil. Penelitian ini melibatkan 190 responden (95 kelompok kontrol dan 95 kelompok intervensi), dan akan segera diterbitkan di jurnal ilmiah terakreditasi,” lanjutnya.

Sementara itu, menurut dr. Riadi Darwis memaparkan, di masyarakat Sunda, daun kelor sudah lama dimanfaatkan dalam berbagai bentuk, seperti lalapan, sayur bening hingga obat tradisional (seperti balur dengan minyak kelapa).

“Menurut catatan sejarah, daun kelor sudah dikenal sejak masa Kerajaan Sumedang Larang, digunakan sebagai lauk pendamping nasi oleh masyarakat tani. Ini menunjukkan bahwa konsumsi daun kelor bukanlah hal baru, tapi bagian dari kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun,” ujarnya.

Edukasi Gizi Harus Dimulai Sebelum Kehamilan

Manajer Hubungan Eksternal Bio Farma, Yuni Miyansari juga menyoroti pentingnya edukasi gizi sejak dini, bahkan sebelum kehamilan dimulai.

“Stunting bukan hanya berdampak pada tinggi badan, tapi juga kecerdasan anak. Maka, gizi ibu harus dipersiapkan sejak dini,” tegas Yuni.

“Edukasi seperti ini sangat penting dan perlu lebih sering dilakukan agar calon ibu memahami pentingnya menjaga asupan gizi sedari awal. Dengan begitu, kita bisa mempersiapkan generasi bangsa yang lebih sehat dan cerdas,” pungkasnya.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat menargetkan penurunan angka stunting hingga 14 persen pada tahun 2025. Untuk itu, kolaborasi lintas sektor sangat dibutuhkan—mulai dari akademisi, lembaga kesehatan, media, hingga masyarakat umum.

Inovasi seperti pemanfaatan daun kelor menjadi salah satu pendekatan lokal yang berdaya guna dan berkelanjutan.***

Facebook Comments Box

Editor : Agus Kusmayadi

Sumber Berita : Liputan

Berita Terkait

Peringati Hari Pangan Sedunia,Daop 2 Bandung dan KAI Services Bagi-bagi Makanan di Stasiun Bandung
Pemdaprov Jabar Pilih Instrumen Terbaik untuk Simpan Kas Daerah
Selamatkan Bandung Zoo, Firman Manan: Pemkot Harus Bentuk Tim Transisi
Niat Mediasi Masalah Penagihan Utang Secara Damai,Lima Orang Warga Justru Jadi Tersangka
Adab Budaya Sunda Ciptakan Harmoni Sosial
KDM Buka Pendidikan Karakter Gapura Panca Waluya Angkatan Keenam
Perkuat Kolaborasi, Lapas Kuningan Jajaki Kerja Sama dengan Polisi Militer
Jabar Siap Bebaskan Lahan Untuk Bangun Koperasi Merah Putih

Berita Terkait

Jumat, 24 Oktober 2025 - 07:37 WIB

Sambangi Bank Indonesia, KDM Harap Tak Ada lagi Kecurigaan Pemda Simpan Uang dalam Bentuk Deposito

Jumat, 24 Oktober 2025 - 07:29 WIB

KDM: Hingga Hari Ini Tidak Ada Deposito, Tapi Uang Kas Daerah

Selasa, 21 Oktober 2025 - 15:42 WIB

KDM Bantah Pemdaprov Jabar Endapkan APBD dalam Bentuk Deposito

Minggu, 12 Oktober 2025 - 17:43 WIB

Dirpamintel Ditjenpas Monev Rutan Bandung, Tegaskan Komitmen Zero Halinar dan Perkuat Ketahanan Pangan

Kamis, 11 September 2025 - 16:11 WIB

Polda Jabar Ungkap Korupsi Penyalahgunaan Dana Bantuan Kelompok Usaha Baru di Cikampek Pasca Covid-19

Minggu, 10 Agustus 2025 - 11:16 WIB

Dari Balik Jeruji Menuju Panggung Nasional, Kanwil Ditjenpas Jabar Tampil Memukau di IPPAFest 2025

Jumat, 1 Agustus 2025 - 12:26 WIB

Format Baru PMA 2025, Wadah Kolaborasi Jurnalis dan Citizen Journalism

Kamis, 17 Juli 2025 - 21:55 WIB

Polisi Akan Dalami Dugaan Keterlibatan Disdukcapil Pontianak terkait Dokumen PalsuPenjualan Bayi

Berita Terbaru

Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat.

Uncategorized

Pemdaprov Jabar Pilih Instrumen Terbaik untuk Simpan Kas Daerah

Jumat, 24 Okt 2025 - 09:19 WIB